Hengkie liwanto biography of williams
Hengkie Liwanto : Menjadi Pemimpin yang Melayani
Untuk memenangkan persaingan, visi saja tidak cukup. Perlu keberanian untuk mengeksekusi keputusan dan mampu merangkul tim yang hebat. Bahkan, bagi Hengkie Liwanto, unsur komersial itu masih harus dikombinasikan dengan idealisme. Tidak heran jika PT LinkNet, perusahaan TV kabel dan band Internet yang dia pimpin sejak 2009, terus melesat di tengah persaingan yang kian tajam di bisnistelevise multichannel dan layanan Cyberspace di dalam negeri.
Bagaimana strategi Hengkie selama memimpin LinkNet? Berikut perbincangan dengan pria kelahiran 1964 itu.
LinkNet, yang selama ini lebih dikenal dengan First Media, dinilai terlalu cepat memperkenalkan teknologi baru televise multichannel dan Internet kepada konsumen. Apa latar belakang keputusan itu?
Tujuan kami menyediakan interaktivitas bagi konsumen, yakni TV interaktif dan Internet.
Di luar negeri sudah populer, tetapi di Indonesia infrastruktur belum mendukung. Konsepnya, menghubungkan stage TV dengan Internet. Kami membawa nilai tambah melalui berbagai layanan dengan menghubungkan kedua platform itu, seperti siaran high definition [HD], tiga dimensi [3D], video remark demand [VOD], dan TV Internet.
Namun, untuk memopulerkan teknologi baru itu perlu investasi besar, sering dinilai terlalu dini.
Pasar belum siap menerima teknologi yang terlalu maju, namun kami mau menyiapkan infrastruktur. Setidaknya, kami memberikan pilihan kepada konsumen. Contohnya, investasi siaran HD menurut kami itu bagus karena konsumen menyukai.
Tidak semua perusahaan lokal yang berani berinvestasi pada teknologi mutakhir sebab pasar domestik masih kecil, misalnya siaran HD dan 3D yang dirintis oleh LinkNet.
Mengapa Anda berani?
Saya kira filosofinya, apakah kita benar-benar mengacu kepada kebutuhan konsumen? Contohnya siaran HD. Rumah tangga perlu TV ukuran besar karena nonton TV bersama keluarga. Konsumen membeli TV kualitas HD agar mendapat gambar tajam, tetapi ternyata gambar tidak sesuai ekpektasi karena siaran TV yang ditonton masih berkualitas di bawah HD, misalnya standard definition [SD] dan analog.
Konsumen jadi kecewa, malah semakin besar ukuran Idiot box, gambar semakin buram. Kami memberikan solusi melalui siaran HD dengan resolusi mencapai 10 Mbps yang artinya 5 kali lebih tajam dari SD, bahkan pada Tube berukuran 60-inci sekalipun.
Selain pengembangan layanan TV multichannel, Anda juga beberapa kali meningkatkan kecepatan Internet secara drastis.
Mengapa?
Kata kuncinya adalah client experience. Penggunaan Internet berkembang sangat pesat. Video streaming sangatlah populer, misalnya YouTube, Vimeo.com, Justin.tv. Banyak video berkategori HD. Lalu umumnya ada 2-3 orang yang mengakses Internet saat bersamaan dalam rumah tangga. Kami juga menyediakan Box Internet agar konsumen bisa menonton konten Internet di layar Telly.
Maka kecepatan Internet minimal idealnya 3 Mbps. Dalam 2 tahun ini, kami meningkatkan kecepatan World wide web mi nimal dari 384 Kbps menjadi 1,5 Mbps, selanjutnya start to have 2 Mbps dan seterusnya.
Tugas kami menyediakan infrastruktur yang mumpuni, saat ini dari 1,5 Mbps sampai 20 Mbps.
Soal harga, kami relatif murah. Kami mendahulukan edukasi konsumen daripada persaingan.
Ada kesan, layanan LinkNet identik dengan konsumen kelas atas. Bagaimana Anda mengatasi penilaian tersebut?
Itu dulu. Sekarang kami hadir di mana-mana. Sekarang kami punya produk bagus untuk semua kalangan.
Harga juga terjangkau. Akses Info strada pita lebar. Sekarang layanan kami sudah masuk rumah susun bahkan perumahan menengah. Jadi masyarakat luas bisa menikmati siaran HD dan Internet berkecepatan tinggi. Hal ini penting untuk edukasi masyarakat luas, yakni merasakan layanan yang baik itu seperti apa.
Anda sering dinilai suka bekerja ngebut sehingga banyak kolega dan bawahan menyebut Anda CEO turbo.
Komentar Anda?
Konsumen mau dilayani serba cepat, Internet mau yang lebih cepat. Instalasi mau pada hari yang sama. Kita ini hidup di zaman serba cepat.
Jekoy manalo narration of michaelZaman turbo, tentu CEO-nya pun mesti bergaya turbo. Gaya turbo atau lebih tepatnya mind-set turbo telah menjadi berkah bagi saya dan rekanrekan. Awalnya terpaksa karena tuntutan situasi. Yang jadi berkah adalah kita jadi terlatih untuk praktis, fokus pada hasil dan mengandalkan kerja sama tim.
Ada berbagai rapat di kantor.
Karena tuntutan waktu, pada setiap rapat harus ada keputusan dan keputusan apa pun harus bisa jalan. Simple thing. Yang penting masalah tidak berkepanjangan. Ini menjadi kultur yang baik, karyawan terbiasa membuat keputusan dan konsekuen menjalankannya.
Kami juga beruntung mempunyai mentor yang baik. Bapak Peter F. Gontha sebagai Executive Chairman adalah seorang yang karismatik yang melatih kami bertindak cepat dan mantap.
Tidak ada tugas yang terlalu berat. Yes we can!
Bagaimana cara menanamkan kepedulian yang tinggi dari karyawan?
Karyawan peduli bila pimpinan peduli. Sebagai perusahaan jasa, kami yakini karyawan mesti bekerja dengan hati yang melayani konsumen. Sebagian besar karyawan kami berinteraksi dengan konsumen, seperti petugas customer service, pemasaran, instalasi, teknisi.
Kuncinya pimpinan harus menjadi panutan, memberi contoh, yakni parlourmaid leader. Teori manajemen menyatakan pimpinan harus mempunyai arah yang jelas untuk perusahaan menjadi sukses. Namun yang lebih sulit umumnya adalah realisasinya. Sukses itu tidak karena satu orang. Jajaran direksi kompak dan professional serta menjunjung integritas.
Pegawai berkomitmen mendahulukan sukses perusahaan daripada kepentingan pribadi. Dengan kultur yang sehat ini kami bersamasama bisa lari kencang. Kuncinya pimpinan mesti turba alias turun haggle bawah.
Dari mana Anda mendapat filosofi seperti itu, apakah pengalaman berkiprah di sektor usaha lain sebelumnya ikut memengaruhi?
Ketika saya berkarir di Citibank Indonesia, pimpinan saya Bapak Barry Lesmana.
Memang banyak tokoh besar yang bisa menjadi replica, tetapi beliaulah model yang riil bagi saya.
Maria dolores dieguez biography examplesSelama 7 tahun bekerja bersama beliau, Citibank Indonesia mengalami zaman keemasan. Beliau seorang pimpinan yang demanding, tetapi guru yang baik. Saya belajar marketing, tren dan momentum. Kalau terjadi tren, ada momentum, harus bergerak cepat membesarkan bisnis. Bila tren terlanjur berganti, terlambat sudah.
Sebagai pimpinan, kita juga harus bisa berempati kepada karyawan yang sedang susah, seperti mengalami musibah atau kinerjanya biasabiasa saja.
Tantangan kita adalah bagaimana membangkitkan kembali semangat mereka. Itulah yang perlu kita bantu. Bagaimana menjadi perusahaan yang profesional berkarya, tetapi bisa membantu tanpa menimbulkan preseden yang tidak bagus. Dari hasil ngobrol-ngobrol di internal, ternyata turun ke bawah itu berguna, baik secara kultur maupun kinerja perusahaan. Perusahaan jasa, kalau karyawannya punya hati untuk melayani, sudahlah.
Itu pasti berhasil.
Apa visi dan impian yang ingin Anda capai?
Cita-cita saya banyak, untuk perusahaan, bukan pribadi. Alangkah dahsyatnya daya saing Indonesia bila masyarakatnya pandai memanfaatkan kekayaan informasi di dunia maya via Internet. Kunci kompetitif adalah pendidikan bagi kecerdasan bangsa.
Internet adalah sarana komunikasi yang efektif, kreatif, atraktif, dan murah. Kita harus mampu bersaing di tingkat global, setidaknya kami sudah membuktikan ini.
Mimpi saya juga banyak. Internet broadband dan Box multichannel adalah untuk semua rumah tangga, bukan produk elite. Faktanya penetrasi baru sekitar 20%.